Tabiat manusia

 Assalamualaikum guys. 


Kali ini aku mau curhat/cerita tentang temanku. 

Temanku kita sebut saja namanya mawar. Dia merupakan teman semasa kuliah D3 lalu. Walauoun berbeda jurusan tapi kami satu kampus. Kami bertemu di sebuah seminar dan menjadi anggota di dalam suatu organisasi. Sebatas itu, pertemanan kami berlanjut hingga sekarang.


Sedikit cerita tentang latar belakang mawar. Mawar memiliki 10 saudara. Dia bekerja sebagai pegawai magang di puskesmas dekat tempat tinggalnya. Ayah mawar adalah seorang pensiunan pns dan ibunya adalah seorang IRT. Mawar telah bertunangan namun menikah sekitar 2 tahun lagi. Suatu hari mawar memiliki masalah dengan tunangannya, hingga akhirnya mawar tidak lagi tahan dan memilih untuk menjauh dari pasangannya dengan cara merantau ke kampungku yang bisa dibilang kota.


Saat itu aku selalu mengantarnya dan menemaninya melamar dibeberapa tempat. Mawar juga tinggal dirumahku. Sebenarnya dia memiliki keluarga dikota, namun karna belum pernah ketemu dengan keluarganya jadi dia lebih memilih untuk tinggal bersamaku. 


Awal kedatangannya keluargaku sangat menyambut baik. Namun akhir-akhir ini aku melihat orang-orang dirumahku seperti menjauhinya dan menjelek-jelekkannya. Aku yang melihat ini tidak bisa berkata-kata. 


Apakah begini sifat keluargaku terhadap orang baru? Jujur aku juga pernah numpang dirumah orang. Namun perlakuan yang kudapatkan sangat baik dan mereka sangat menerimaku.


Semua bermula dari mawar yang akhirnya mendapat pekerjaan dan selalu memakai motor dirumah kami, karena motornya masih berada dikampung. 


Mulai dari situ mereka mulai membicarakan mawar dibelakangnya. Aku yang sebagai temannya juga bingung. Kalau yang dipermasalahkan adalah motor, maka aku bisa membicarakan langsung dengan mawar. Bukan nya malah membicarakan dibelakangnya. 


Keesokan harinya aku membicarakan perihal motor ini kepada mawar. Mawar juga akhirnya berkata bahwa sebenarnya dia juga sudah merasa tidak enak karena telah merepotkan kami. Namun aku bilang tidak apa-apa, hanya adekku mulai masuk sekolah dan ingin memakai motor.


Mawar sebenarnya bukanlah orang miskin namun saat ini dia sedang berada di posisi serba sulit. Motornya menunggak 2 bulan dan akan diambil dealer. Sedangkan gajinya belum cair. Dia saat ini berharap dengan kiriman tunangannya. Ya, tunangannya. Mereka berada diposisi yang benar-benar sulit. 


Namun kesulitan itu akhirnya hilang satu persatu, akhirnya motornya dibayarkan oleh kakaknya. Kemudian dia membawa motornya ke kotaa agar tidak lagi merepotkan kami.


Setelah itu sudah baik-baik saja. Namun tidak lama kemudian, aku mendengar lagi keluarga ku membicarkan mawar dari belakang. "Apalagi kali ini?" Pikirku.


Ternyata kali ini keluargaku mempermasalahkan hal-hal sepeleh yang menurutku tidak penting untuk dibahas. 


Memang ya, sekalinya seseorang tidak suka sama kita. Apapun yang kita lakukan meskipun itu hal yang baik, akan selalu salah dimata mereka. Dan menjadi bahan gunjingan bagi mereka. 


Aku heran sama kelakuan orang-orang disekelilingku saat ini. Didepan kita bagai malaikat namun menjadi abu bakar ketika dibelakang. Membicarakan hal buruk menurutku lebih baik jika disampaikan langsung ke orangnya. Bukannya malah memperumit masalah dengan bergosip dengan orang lain. 


Sekarang temanku udah pindah ke kost. Udah gak tinggal dirumahku lagi. 


Teruntuk mawar, jika kamu merasa bahwa kamu yang aku maksud dalam cerita ini. Mohon maafkan keluargaku ya. Maafkan juga aku yang tidak bisa banyak membantu ketika kamu disini. 


Hikmah dari cerita ini: 

Jangan pernah menganggap bahwa orang baik didepan kita sudah pasti baik jg dibelakang kita.

Walaupun mereka baiknya seperti malaikat, jangan pernah berharap apapun dari kebaikan mereka.

Hiduplah mandiri dengan baik. Jangan memikirkan gosip yang tidak benar tentang diri kita. 

Karena mereka yang bergosip itu sedang merendahkan diri mereka sendiri. Jangan samakan dirimu dengan mereka. Jadilah wanita yang cerdas.

Comments