Cerita tentang komitmen dalam hubungan

Disuatu daerah ada seorang cewek(πŸ‘©) dan cowok(πŸ‘¨) yang lagi dalam suatu hubungan jarak jauh dan sbntar lagi akan ke jenjang pernikahan.

Mereka punya komitmen: komunikasi itu penting dan selalu berusaha untuk menyelesaikan masalah pada hari yang sama. 


Pada suatu hari πŸ‘© mengalami pms sehingga dia selalu mengalami mood swing.

Dihari pertama pms siπŸ‘© menghubungi pasangannya dengan video call berkali-kali. Vc si πŸ‘© diterima? Ya sekali diterima, setelah itu selalu ditolak. Alasannya karena si πŸ‘¨ sibuk, πŸ‘© pun paham dan memutuskan untuk tidak menghubungi πŸ‘¨ untuk hari itu. 


Keesokan harinya πŸ‘© melihat 2 panggilan tak terjawab dari πŸ‘¨. Karena hari masih pagi πŸ‘© berpikir untuk menghubungi balik saat siang hari nanti ketika πŸ‘¨ sdh bangun, pikirnya. 


Siang hari pun tiba, πŸ‘© menelpon menggunakan aplikasi yang sama saat πŸ‘¨ menelpon kemarin.

πŸ‘© : Halo..

πŸ‘¨ : *tidak terdengar suara apapun 

πŸ‘© : Halo? 

πŸ‘¨ : ya (dengan suara berat seperti orang baru bangun) 

πŸ‘© : baru bangun? Semalam tidur jam berapa??

πŸ‘¨ : *hening sejenak

πŸ‘© : halo?

πŸ‘¨ : bisa kalau telpon jangan pakai aplikasi!!! Jdi bunyi semua hpku, bikin ribut sekali!! 

Knpa tdk telpon pakai telpon biasa sj!! 

πŸ‘© : tdk ada pulsaku 

πŸ‘¨ : halah!!! kalau gt sy lanjut tidur dlu

πŸ‘© : iya 😢

Telpon pun terputus.


Setelah itu πŸ‘© pun menangis dikamar dan menghapus aplikasi yang biasa dia gunakan untuk menelpon si πŸ‘¨. Untuk beberapa hari tidak ada komunikasi antara mereka berdua. πŸ‘© tidak berani untuk menelpon lebih dulu dan selalu menunggu untuk dihubungi oleh πŸ‘¨. Setiap malam dilewatiπŸ‘© dengan pikiran, "Oh hari ini dia tdk telpon mngkin lgi sibuk, besok mngkin dia akan telpon."

Pikiran itu yang selalu membuat πŸ‘© bisa tertidur dimalam harinya.


Hingga suatu hari kakak si πŸ‘¨ menelpon πŸ‘© untuk mengajaknya datang kerumah karna akan ada acara. 

πŸ‘© pun sangat senang lalu cepat" bersiap dan pergi kerumah keluarga πŸ‘¨. 

Setibanya di sana semua berjalan seperti biasanya sampai πŸ‘© akhirnya mengetahui bahwa hari itu siπŸ‘¨ vc dengan keluarganya. Ada perasaan sedih dan senang saatπŸ‘© mendengar kabar itu. 


Sedih krn ternyata pemikirannya selama ini salah dikiranya bahwa si πŸ‘¨ cukup sibuk sehingga tdk pernah menelponnya. Namun ternyata πŸ‘¨ bisa saja meluangkan waktunya untuk menelpon *kalau dia punya keinginan untuk menelpon. 


Lalu senang karna setidaknya dia masih mengingat keluarganya.


Dari situ pikiran si πŸ‘© selalu bertanya & menduga".

-sdh hampir 2 minggu kenapa dia tdk menghubungi?

--mngkinkah sy buat salah tpi tdk sy sadari?

-mungkin karna terakhir sy ganggu dia dengan telpon saat dia tidur, akhirnya dia tdk mau hubungi lgi sy?

--terganggukah dia krn sy hubungi? 

-tunggu saja mngkin dia lgi sibuk

--kalau ada masalah pasti dia telpon

-tdk akan mungkin dia cari cewek lain 

--sabar sja tunggu dia telpon

-mngkin dia lgi punya urusan yg penting...

Semakin hari siπŸ‘© makin tidak sabar karna tdk kunjung dihubungi. Sampai suatu hari terlintas dibenaknya.. "masalahnya dimana?"


Akhirnya pada 11 april 2020 πŸ‘© memutuskan untuk menginstal kembali telegram. 

Ada pesan dari πŸ‘¨.

πŸ‘¨ : sibuk?


πŸ‘© *dalam hati.. (Hah? Tanggal 9 april dia kirim pesan? Knpa dia tdk langsung telpon? Oh mngkin dia lgi tdk ingin bicara lewat telpon)

Akhirnya πŸ‘© membalas chatnya.

πŸ‘© : tdk jg


Setelah itu tdk ada lgi balasan

chat diantara mereka.


Keesokan harinya πŸ‘© berusaha untuk menghubungi lgi.

πŸ‘© : lgi sibuk sekali kyaknya

πŸ‘¨ : kamu yg sibuk.


😧Eeeeeeh?????? Knpa jadi πŸ‘© yg sibuk??? Selama ini menunggu tpi dikatai sibuk?.

πŸ‘© bingung dan makin bingung


Tambahnya lagi si πŸ‘¨ mengatakan "Nnti kalau punya akun medsos yg bisa di hubungi"



πŸ‘©berpikir "maksudnya gmn? telegram jg bisa dihubungi kok. Maunya aplikasi medsos yg mana?"


Belum ada penyelesaian masalah diantara mereka berdua. Mereka saling menyalahkan dengan definisi kesibukannya masing-masing. 


Komitmen yg dibangun diawal bahwa komunikasi penting dan kalau ada masalah jgn dibuat berlarut" akhirnya mereka langgar. 


Akankah mereka menemukan solusinya? Atau makin memperkeruh kondisi hubungan mereka? 


Hikmahnya: 

*Akan tambah rumit kalau mereka terus berpikir dan tidak komunikasi.

*Bertengkar dalam hubungan? Sdh biasa. 

Tapi tdk komunikasi, saling nahan ego, pikiran tdk mau disalahkan dan merasa selalu benar, tdk mau mengalah, tdk mau cari solusi, mendiamkan masalah, menyelesaikan masalah dengan emosi, melanggar komitmen yg sdh disepakati kyaknya sdh cukup untuk buat suatu hubungan berantakan.


*masalah kalau didiamkan akan terus menumpuk dan nntinya akan jadi bom atom yg hancurkan semuanya.

*knpa susah jadi org yg pemaaf & ikhlas? Jawabannya karna ada EGO yg terlalu tinggi. Merasa diri paling benar sehingga maaf jadi kata yang tabu.

#selfreminder

#dirumahaja

#kisahnyata

Comments